Rasanya tak ada satu kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu menandingi ataupun menyamai dari nikmatnya kala bersetubuh dengan seorang wanita berjilbab yang masih perawan, apalagi perawan berjilbabnya masih ABG. Begitulah kira kira pernyataan atau kenyataan yang dianut oleh seorang bajingan yang sedang dilanda birahi. Sesaat kemudian lelaki dan calon korbannya itu tiba didepan disebuah gubuk yang nampaknya sebuah tempat beristirahat bagi para pekerja kebun. Lalu diseretnya siswi berjilbab itu kedalam seraya menutup pintu gubuk rapat-rapat. Dijungkalkannya tubuh Jannah ke atas matras yang ada didalam ruangan gubuk itu seraya melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Nampak kemaluan pria bertopeng itu mengacung tegak sepertinya ia sudah tidak sabar lagi memperkosa siswi SMK berjilbab itu.
Jannah
yang terlentang diatas matras nampak panik seraya menjerit ia berusaha kabur.
Namun apadaya sebuah pukulan keras mendarat telak diperutnya.”Akkhh”, pekiknya
tertahan menahan sakit sambil terjerembab diatas matras. Tubuhnya terbaring
melengkung dengan tangannya memegangi perutnya yang ditonjok tadi. Belum sempat
hilang rasa sakit pukulan diperutnya tadi tiba-tiba pria bertopeng yang telah
telanjang bulat itu menyingkap rok abu-abu panjang seragam sekolahnya keatas
sampai sebatas pinggang. Nampak sepasang paha dan betis mulus miliknya dihiasi
sepasang sepatu kulit serta kaus kaki putih panjang.
“Ampun pak tolong jangan perkosa saya”, pinta
Jannah memelas.
Pria
bertopeng itu tidak menghiraukannya malah menampar wajah cantiknya hingga siswi
berjilbab itu tidak mampu berkata apa-apa lagi selain menjerit tertahan sambil
menangis tersedu-sedu.Tangan kasar pria itu mulai melucuti celana dalam Jannah.
Belahan vagina yang nampak ditumbuhi bulu-bulu halus miliknya kelihatan
mengundang selera pria itu. Diraba-rabanya vagina dara berjilbab yang masih
mengenakan seragam sekolah namun rok abu-abu panjangnya yg sudah tersingkap itu
dengan tangan kanannya sembari terkadang jari tengahnya masuk menusuk-nusuk
kedalam. Gadis berjilbab itu menggelinjang seraya kedua tangannya mencengkeram
erat pinggiran matras. Seumur hidupnya belum pernah ia merasakan perlakuan
seperti ini. Dalam hati Jannah hanya bisa menjerit seraya mengutuk nasibnya
yang sial. Kepalanya yang terbungkus rapi jilbab warna putih itu hanya bisa
menggeleng-geleng pelan seraya menahan perasaan aneh yang mulai merasuki
dirinya. Dengan air mata berlinang bibirnya mendesah pelan sedangkan tubuhnya
terkadang menggelinjang pelan. Kelihatannya perlakuan pria bertopeng itu
perlahan membuat alam bawah sadarnya mulai terangsang. Kemaluan milik siswi
berjilbab itu perlahan mulai basah oleh lendir yang keluar dari dalam
vagina.Melihat calon korbannya itu mulai terangsang akibat permainan jemarinya
tangan kiri sang pria durjana beringsut menjamah kancing hem putih seraya
melepasnya satu persatu sembari tangan kanannya tetap mengobel kemaluan si dara
berjilbab.
Tampak sepasang payudara nan ranum milik ABG
berjilbab yang tertutup oleh BH dan bawahan jilbab putihnya. Disibaknya bawahan
jilbab putih itu seraya menyingkap BHnya. Payudara yang bulat padat dengan
sepasang putting coklat nampak tegak mengacung. Lalu tangan kiri pria durjana
itu kini sibuk memilin dan meremas putting dan buah dada milik Jannah. Semakin
lama gerakan mengelinjang tubuh siswi berjilbab itu semakin intens. Nafasnya
naik turun terengah-engah sedang bibirnya mendesah perlahan. Kelihatannya ABG
berjilbab itu mulai tenggelam dalam birahi akibat perlakuan lelaki bertopeng
itu. Jemari kanan pria itu mulai basah oleh cairan yang mengucur dari dalam
vagina Jannah. Dan lelaki bertopeng itupun menghentikan permainan jemarinya
dari vagina dan buah dada dara SMK berjilbab itu. Pria itu ingin segera
merasakan kenikmatan vagina legit milik korbannya itu. Dilebarkannya kedua paha
sang gadis berjilbab itu seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah
vagina Jannah. “Aakkhhh…”, jerit gadis
berjilbab itu menahan rasa sakit yang ada diselangkangannya itu. Matanya
terpejam seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat
matras. Nafasnya tersengal-sengal menahan sakit. Perlahan senti demi senti
penis pria itu berpenetrasi kedalam vagina perawan sang siswi berjilbab
korbannya.
Belahan vagina dara itu nampak menggembung
seiring dengan masuknya penis tersebut. Sesaat kemudian ia memberi nafas kepada
gadis belia berjilbab yang ditidurinya itu agar kemaluannyanya dapat
menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu besar
merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluannya telah ikut melesak masuk
kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis lelaki itu yang kini
sudah menancap pada vaginanya disela-sela kedua belah pahanya yang terbuka.
Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan oleh bajingan itu ternyata sangat
bertolak belakang sekali dengan apa yang dirasakan siswi berjilbab itu kini.
Ia yang
baru kali ini di setubuhi oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang
amat tak terperikan. Jeritannya yang tertahan begitu terdengar berulang kali
seakan tiada henti mengiringi kemenangan lelaki perkasa itu yang berhasil
menaklukkannya dan membuat Jannah dengan terpaksa merelakan keperawanannya
tanpa ampun dibawah dekapan lelaki bajingan yang memperkosanya secara brutal
ini. Sementara jilbab putih sebahu milik gadis itu seakan terlecut-lecut
mengikuti arah kepalanya yang terus terbanting-banting di atas matras ke kiri
dan ke kanan seakan tak rela atas apa yang terjadi menimpa dirinya ini.
Linangan air matanya turun berderai lagi membasahi kembali kedua pipi mulusnya
serta mengisi alur bekas air mata lalunya yang telah mengering.
Didekapnya tubuh gadis belia berjilbab yang
kini berada dibawahnya dan dada bidang perkasa nan sarat dengan bulu-bulu
lebatnya itu menekan kedua belah payudara korbannya. Wajah lelaki itu
menelusuri leher jenjang yang tertutup jilbab putih dari siswi SMK itu sehingga
membuat kepala Jannah tak lagi dapat bergolek kesana kemari. Dipagutnya leher
jenjang sang perawan berjilbab itu dengan rakusnya dari pangkal telinga sampai
pundak kanannya, melumuri area itu dengan air liur kemenangannya. Puting susu
sebelah kiri gadis itu yang semakin mekar ranum memerah dipilin oleh pertemuan
ibu jari dan telunjuk tangan kanannya yang kasar, dengan gencar
diremas-remasnya bongkahan daging susu yang masih mencuat indah keatas dan sama
sekali belum kelihatan turun sama sekali serta masih berbentuk bulat kenyal dan
memadat indah mempesona nan menghiasi bagian dadanya yang jatuh dalam dekapan
sang pria jahanam itu. Ciuman ganas penuh birahi yang luar biasa buas dari sang
durjana kepada korbannya menutupi suara erangan dan rintihan siswi berjilbab
itu. Kedua bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam peraduan
adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu telah memasukki
rongga mulut mungil sang dara berjilbab yang terpejam erat dan menari-nari di
dalamnya berusaha Terus didera bertubi-tubi ciuman sang lelaki, kini Jannah
hanya bisa pasrah merelakan lidahnya yang telah dikaitkan oleh tarian lidah
lelaki tersebut yang elastis,kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk
maupun mengait lidah mungilnya Setelah dirasanya telah puas mencicipi
keperawanan sang dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar vagina itu
kini ditariknya perlahan dan kedua jembut mereka yang tadinya melekat erat
seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah ruah.
“Psshh…! sleph.. wes hewess..!”, suara yang
ditimbulkan dari pelepasan batang pelir yang tertancap pada kemaluan sang
perawan itu begitu sangat khas sekali di telinga dan proses terenggutnya
kesucian gadis berjilbab itu dimulailah. Kini seiring dengan pergerakan urat
intim lelaki jahanam itu yang telah keluar sepertiga dari ukuran batangnya dari
dalam belahan intim kemaluan dara berjilbab itu yang merekah membuat bibir-bibir
vagina korbannya menjadi ikut tertarik sampai monyong kedepan. Bersamaan itu
pula dari sela-sela lubang vaginanyanya dimana kulit-kulit kemaluan bajingan
itu bersarang didalamnya, kini tampak berkilat-kilat basah oleh lendir
vaginanya yang melumasi jajaran tonggak daging pelirnya mulai menetes darah
segar kesuciannya yang pada akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari
tubuhnya.
“Mmpphff! Ugh! Ughff!!”, itulah suara rintihan
dari seorang dara berjilbab yang terdengar saat keperawannya telah terenggut
seutuhnya oleh sang lelaki maniak durjana pemetik bunga nan penuh nista ini,
sementara sela-sela vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih
berdesis-desis tatkala melepaskan batang pelir lelaki tersebut dari dasar
peranakkannya diiringi senyum kemenangan kepala rampok itu. Mulut lelaki itu
melahap belahan payudara kanan gadis itu dan menelan puting susunya sekaligus,
lalu disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah. Tubuh setengah
telanjang siswi SMK berjilbab itu sampai menggeliat-liat dibuatnya seiring
dengan dimulainya hentakkan pinggul lelaki itu diantara kedua kaki indah
mengangkang dengan rok panjang abu-abu yang tersingkap sampai sepinggang.
Kini korbannya yang mengenakan jilbab putih
itu telah takluk pada kejantanannya. Derai-derai air mata di pipi mulusnya itu
telah dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang kekar. Sepasang betisnya
yang masih mulus terbentang kencang itu kini dikepitnya diantara kedua ketiak
dari lengan perkasanya kiri dan kanan. Kaki-kaki indah yang masih memakai sepatu
warna hitam dengan kaus kaki panjang berwarna putih yang terjuntai itu tampak
bergerak-gerak seiring hujaman lelaki bajingan itu pada lubang vaginanya dan
seragam putih abu-abu yang teringkap itu sudah bermandikan oleh peluh
persetubuhan terhempas-hempas dibuatnya. Dengan posisi setengah jongkok lelaki
jahanam itu terus menggenjot tubuh Jannah yang masih begitu kencang dan padat
diusia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu kini ditekan oleh kedua tangannya
sehingga kangkangannya semakin jelas dan lebar dengan kedua tumit kaki indahnya
bertumpu pada kedua belah pundak berkulit gelap sang durjana tersebut. Wajahnya
yang cantik dengan jilbab putihnya semakin mendongak kebelakang Kedua kakinya
semakin tertarik keatas bertopang pada pundak kiri dan kanan sang lelaki
jahanam yang telah leluasa menikmati kehangatan tubuh mudanya itu. Dalam posisi
yang sebegitu rupa ini membuat bongkahan dari pantat gadis yang berkulit putih
mulus licin itu semakin mencuat keatas mempertontonkan lonjakan-lonjakan
kejantanan lelaki itu yang masih terlihat seret keluar masuk pada vaginanya.
Kedua biji pelir lelaki itu yang terpontang-panting menabrak-nabrak jalan masuk
lobang pantatnya semakin nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang
telah bercampur aduk dengan darah kesuciannya nan terus menggenangi mulut
vaginanya dan dijadikan bulan-bulanan olehnya. Cairan surgawi kepunyaan gadis
berjilbab itu telah merembes sampai membasahi lubang anusnya yang begitu kecil
tak berdaya nan berwarna merah muda sungguh menawan hati ini beserta
bercak-bercak darah keperawanannya yang telah direnggut Matras tempat tumpuan
adegan persetubuhan mereka itupun mulai berdentum-dentum seiring dengan suara
decakan peret pada lubang kemaluan dara berjilbab yang digagahi oleh bajingan
zina ini.
“Ough… ohh.. ohh.. ternyata enak sekali
memekmu ini sayang.. Ohh.. ohh.. sempit sekali sihh..? masih peret nihh Uhh..
Ohh… Ouh”, seloroh ******* itu diantara tarian maksiatnya menikmati kehangatan
daging belia korbannya ini.
“Ahh…!
ahh..! aduhh..! perih Pak.. Oh.. oh.. jangan keras-keras.. uhh..ahh”, pinta
Jannah itu akhirnya.
“Enak
sayang?! Hah?! Bagaimana sekarang?! Masih sakit yach?! aduh kasihan.. tahan
sebentar yahh manisku? Ohh.. ohh.. Ouh..”, balas lelaki itu yang asyik
menggenjot vagina milik siswi berjilbab itu.
“Sshh..
ahh… sshh.. ohh.. pelan-pelan Ppakk.. ahh.. ahh.. ahh”, pintanya di sela-sela
tubuhnya yang terhentak-hentak tanpa perlawanan lagi.
Senang sekali sang bajingan itu mendapati
korbannya kini telah pasrah melayani keinginannya.
“Jangan ditahan terus dong kontolku ini
sayang.. terima saja apa adanya.. lebarkan kakimu supaya tidak terlalu sakit
lagi manisku.. ohh.. ohh.. legit sekali kepunyaanmu ini.. ohh”, perintah bajingan
itu. yang kiranya langsung dipatuhi oleh gadis cantik berjilbab itu yang
semakin membuka rentangan kakinya hingga semakin jelas bibir memeknya yang
melesak ke dalam dan memonyong ke depan mengikuti hunjaman penis besar yang
tertanam didalam isi belahan daging surganya.
Liang
anus gadis berjilbab itu juga turut mengembang dan menguncup terkena
pukulan-pukulan kedua biji penis lelaki jantan itu yang terbanting-banting di
bongkahan pantat yang mungil mengangkang seakan sengaja ia mempertontonkan
miliknya yang indah namun terlarang. Kedua tubuh itu terus bergumul seakan tak
peduli lagi akan keadaan malam yang semakin larut dalam keheningannya, seakan
tak terpisahkan lagi dalam gelora nafsu membara yang menyala-nyala dikamar
gubuk yang telah pengap dan sesak oleh permainan asmara nista berbirahi hina
ini.
Meskipun telah lewat seperempat jam berlalu,
namun tak membuat lelaki perkasa itu mengendorkan goyangan pinggulnya dan terus
melesak-lesakkan pelirnya mengaduk-aduk isi dalam lubang kemaluan dara
berjilbab itu yang telah sembab membengkak dan semakin memerah warnanya. Tak lama
kemudian tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka dengan rok abu-abu
panjang yang tersingkap sepinggang itu yang berada dibawah lelaki durjana
tersebut menggelinjang kencang seiring dengan luapan puncak orgasmenya yang
kedua.
Perut
rampingnya yang dihiasi pusarnya nan begitu indah tampak berkedut-kedut
mengikuti gelinjangan tubuh setengah bugilnya. Kedua kakinya yang masih
bersepatu itu kini menendang-nendang di udara menahan luapan puncak
kenikmatannya yang melanda sekujur tubuh dengan hem putih lengan panjang yang
terbuka itu. Dan belum lagi kelojotan siswi berjilbab itu terhenti, lelaki itu
segera mencabut penisnya dari dalam liang vaginanya yang tengah bergetar didera
arus birahi sanggamanya. “Wess hewess.. poof!!”, begitulah suara yang dihasilkan
saat batang kejantanan lelaki itu dicabut dari jepitan lubang kemaluan Jannah
yang telah kehilangan keperawanannya ini.
Sekujur
kulit luar dari penis nan demikian perkasanya penuh dengan lelehan lendir
vagina yang bercampur dengan lumuran darah segar kesucian siswi SMK berjilbab
cantik itu yang belepotan melumuri tonggak daging kejantanannya yang masih
mengacung tegak mengangguk-angguk. Kedua tungkai kaki gadis itu di angkat
keatas tinggi-tinggi dari matras sehingga ujung kaki yang masih mengenakan sepatu
itu terjuntai indah menggantung tanpa daya. Di dalam sepatunya itu kedua otot
dari jari-jari kaki indahnya mengatup dan membuka sangat cepat sekali
bergantian membendung gelora birahinya yang kembali telah berhasil dibangkitkan
oleh lelaki itu. Bongkahan pantatnya terhidang jelas tepat berada pada wajah
lelaki itu yang menadahkan lidahnya pada perbatasan antara belahan bibir vagina
gadis berjilbab putih tersebut dengan daerah duburnya dan ia tempelkan disitu.
Berikutnya dari mulut vaginanya yang kini sudah
tak berbentuk garis vertkal yang sempit seperti tadi itu, malah kini telah
terpecah menjadi dua garis bergelombang dengan kelentitnya yang bengap dan
basah itu terkuak sejelas-jelasnya disertai oleh lelehan lendir memeknya keluar
dari lubang senggamanya nan semakin merekah menjadi sebesar ukuran sebutir
telur burung puyuh. Cairan yang keluar dari vagina itu langsung ditelan oleh
lelaki itu dengan rakusnya bak orang yang tengah kehausan nan amat sangat.
Dengan lahapnya jilatan lidah lelaki itu sampai menyeruak-ruak kedalam isi
belahan kemaluan korbannya, menyapu segenap dinding bagian dalam vagina gadis
malang itu sampai licin tandas tanpa tersisa sedikitpun. Tubuh dengan hem putih
lengan panjang yang terbuka milik dara itu kini terjerembab pada hamparan
matras yang terbentang awut-awutan disana sini dan ditengahnya telah terdapat
noda darah dari kesuciannya. Jilbab putih yang dikenakannya pun basah oleh
keringat yang menucur deras dari kepalanya. Selain itu sebagian rok panjang
abu-abu seragamnya dibasahi oleh keringat keduanya dan juga lendir-lendir yang
berasal dari kedua kelamin yang berbeda jenisnya tersebut.
Keletihan yang amat sangat mendera tubuh
dengan seragam sekolah yang tersingkapnya kini telah lusuh tanpa tenaga lagi,
seakan tulang-tulangnya telah terlolosi semuanya. Belum lagi usai mengatur
helaan nafasnya yang masih menderu-deru, tetapi kini tubuh setengah telanjang
gadis itu yang ramping itu dibalikkan secara paksa oleh lelaki itu sehingga
tertelungkup. Tangan-tangan kurang ajarnya menyusupi bagian bawah perutnya yang
telah menempel pada kasur ranjangnya, setelah itu ditariknya keatas, dan
bongkahan pantat gadis yang telah lemas itu terjungkit keatas kini. Bajingan
itu menekuk kedua lutut korbannya sampai pantatnya tampak dalam posisi
menungging. Agaknya ia akan menyetubuhi dara itu dengan mengambil gaya doggy style.
Namun sebelum itu tangannya berpindah lagi
menyingkap rok abu-abu panjang milik Jannah yang sempat terjuntai kebawah
menutupi pantatnya. Lalu ditelusurinya pantat itu dengan jemarinya dan
menemukan posisi lubang anusnya berada, lalu lidah lelaki itu menyusupi
kekedalaman belahan duburnya itu tanpa rasa jijik sama sekali mengingat lubang
itu biasa digunakan untuk buang hajat. Tetapi apalah artinya batasan itu jika
dibandingkan dengan nilai kenikmatan yang dapat ia peroleh dari kelezatan
anusnya sang gadis muda berjilbab dengan mengabaikan aroma tak sedap yang
terpancar dari dalamnya. Setelah puas menjilati dubur dari sang siswi SMK yang
begitu sangat lezat baginya ini, kini tubuh lelaki itu berlutut dihadapan
tunggingan pantat korbannya, setelah itu batang penisnya kembali ia selusupkan
ke dalam vagina gadis itu yang telah kehabisan suaranya karena kecapaian
melayani birahi lelaki perkasa ini. Bajingan itu memperkosa vaginanya dari arah
belakang tanpa peduli sama sekali terhadap perasaan korbannya, yang ada
hanyalah nafsu yang harus ia tuntaskan walaupun harus mempertaruhkan dirinya
yang sewaktu-waktu dapat tertangkap oleh aparat hukum. Kembali kedua tubuh itu
menyatu dan jembut yang menghiasi bawah perut lelaki itu seakan terjepit pula
ke lubang anus dara bidadari cantik berjilbab ini tatkala penisnya terus
menyodok-nyodok isi dalam liang kemaluannya.
Menjelang tengah malam, sepasang insan
berlainan jenis itu meraih orgasmenya untuk yang ketiga kalinya dalam posisi
menungging, namun baru kedua kali jikalau dihitung dari saat mula Jannah
disetubuhi lelaki jahanam tersebut. Malangnya pelajar berjilbab itu tak
sadarkan diri lagi usai mencapai puncak surga duniawinya dari lelaki itu yang
staminanya begitu sangat luar biasa. Rasanya jarang sekali lelaki yang
mempunyai daya tahan tubuh seperti pria durjana bertopeng ini Setelah puas
mereguk cairan lendir madu surgawi yang telah dihasilkan kembali oleh vagina
gadis itu pada puncak kenikmatannya tadi. Ia menelentangkan kembali tubuh gadis
berjilbab itu yang telah pingsan dan menaruh kedua tumit dari kaki dara itu
yang setengah telanjang ke kanan kiri bahunya lagi untuk kemudian menggenjot
kembali tubuh si siswi belia berjilbab ini dengan brutal. Tampak sekarang
pompaan penis lelaki ini pada vagina korbannya terus bertambah kecepatannya,
sementara hamparan matras dibawahnya itu telah benar-benar basah oleh keringat
keduanya yang semakin memanas. Andai saja Jannah tidak sadarkan diri seperti
sekarang ini, mungkin ia akan meminta ampun karena pasti vaginanya akan terasa
nyeri diperlakukan sedemikian brutalnya oleh pemerkosa tersebut. Barulah pada
pukul setengah satu pagi, tubuh lelaki itu bergetar hebat diatas tubuh
korbannya yang pingsan untuk sekian lamanya dan tanpa sepengetahuan siswi SMK
berjilbab nan cantik ini, bajingan itu memuntahkan segenap akhir puncak dari
nafsunya yang meledak-ledak kedalam tubuhnya.
Paha yang terbuka membentuk huruf “V” dari
tubuh Jannah itu ditekannya kuat-kuat. Tubuh kekarnya seakan telah lekat
menjadi satu dengan korbannya. Akhirnya lelaki itu sedang memuntahkan seluruh
persediaan cairan mani lelakinya yang sejak tadi tersimpan di kedua belah biji
penis besarnya nan perkasa. Cairan mani dari kemaluan lelaki itu yang
mengandung benih-benih cintanya kini memuncrat-muncrat mengisi rongga rahim
siswi berjilbab itu yang tengah dalam keadaan subur malam itu. “Croot..! serr..
serr.. creet.. cret!”, benih lelaki itu begitu tersembur dengan sangat cepat
menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan vagina Jannah sang siswi SMK
berjilbab yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali. Gadis belia
berjilbab itu hanya diam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam
liangnya…..”Ahhhhhhh…….. ….”, pekik puas pemerkosa bertopeng itu sembari kedua
tangannya mencengkeram rok abu-abu panjang seragam sekolah Jannah yang tersingkap
sepinggang. Lalu durjana itupun rubuh menindih tubuh korbannya dengan rasa puas
tak terkira. Suasana ruangan di gubuk itu kembali sepi yang nampak hanyalah
pemandangan seorang pria bertopeng telanjang bulat sedang menindih tubuh
seorang perempuan belia berjilbab putih dengan seragam putih abu-abunya telah
tersingkap serta awut-awutan
No comments:
Post a Comment