Namaku
Dio, umurku saat ini 16 tahun dan telah duduk dikelas 1 SMA. Aku seorang
laki-laki yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu populer dikalangan para
gadis. Aku mempunyai nafsu seks yang cukup tinggi tapi tentunya hanya bisa aku
tuntaskan dengan onani sambil menonton film dewasa, menyedihkan. Aku anak
pertama dari keluargaku, adekku Sonya baru saja lahir 5 bulan yang lalu dan
masih dalam tahap pemberian asi yang rutin oleh ibuku. Kadang setiap ada
kesempatan, aku dapat melihat payudara ibuku yang sedang asik menyusui adikku
yang masih bayi. Ibuku bernama Risa masih berumur 33 tahun karena ibuku menikah
muda waktu umurnya masih 17 tahun, sedangkan ayahku saat ini berusia 41 tahun
berbeda 8 tahun dari ibuku dan sedang sibuk-sibuknya dengan proyeknya sehingga
kadang pulang larut malam atau bahkan tidak pulang karena ada kerjaan di luar
kota. Awalnya tidak ada perasaan apapun melihat ibuku yang sedang menyusui,
namun sejak aku menonton film ataupun cerita porno tentang hubungan sedarah ibu
dan anak, aku mulai tertarik memperhatikan payudara ibuku yang putih mengkal
penuh susu tersebut. Bahkan kadang aku mulai berani beronani sambil
membayangkan tubuh dan payudara ibuku.
Hari
demi hari nafsuku semakin tinggi saja, intensitas onaniku semakin sering dan
tentunya yang menjadi target onaniku adalah ibu kandungku sendiri. Setiap ibu
menyusui adikku, aku selalu berusaha mencari kesempatan supaya mendapatkan
posisi yang pas melihat ibuku yang sedang menyusui, baik ketika sedang menonton
tv atau saat dikamarnya. Awalnya tidak ada kecurigaan apapun terhadapku tapi
lama kelamaan ibu mulai risih juga dengan kehadiranku setiap menyusui adikku.
“Sayang..
kenapa sih liatin mama terus?” katanya padaku sambil matanya melihat kearahku
yang sedang asik memperhatikan payudaranya.
“Eh,
eh… gak ada apa-apa kok mah..” kataku gagap.
“Beneran?
Tapi kok liatin mama terus sih? Cemburu ya sama adikmu?” kata mama menggodaku.
“Kalau kamu mau susu bikin aja tuh di dapur, masih ada kok susu Prenag*n mama
dulu” katanya menggoda lagi.
“ahh..
mama becanda nih, masa Dio disuruh minum susu ibu hamil sih ma” kataku
pura-pura ngambek, mamaku tertawa karenanya sehingga dadanya berguncang bahkan
terlepas dari kuluman adikku sehingga memperlihatkan putingnya yang coklat
menggoda.
“Hihi,
kamu sih, lagian kamu ngapain sih liatin mama nyusuin adekmu?” tanya mamaku
lagi.
“Gak
ada apa-apa kok mah” jawabku yang masih agak takut ketahuan sedang horny
ngebayangin mamaku.
“Hmmm..
iya deh.. kalau mau liat, liat aja.. tapi inget yah.. liatnya gak pakai nafsu,
masa liat mama sendiri nafsu juga” ujar mamaku yang akhirnya membiarkan saja
aku memperhatikan payudaranya yang sedang menyusui. Aku tentu saja senang bukan
main mendengarnya dan tidak menyiakan kesempatan untuk melihat mamaku menyusui
adikku tanpa perlu takut ditegur mamaku lagi. Aktifitas itu tidak berlangsung
terlalu lama, adikku akhirnya tertidur setelah kenyang minum asi.
“Udah
ya sayang.. adikmu udah tidur nih” kata mamaku sambil memasang kembali branya
dan menutupnya dengan kemeja. Aku cukup kecewa karenanya, tapi mamaku cuek saja
dan bangkit dari duduknya, sepertinya ingin mengantarkan adikku ke ranjang bawa
di kamarnya. Aku iseng mengikutinya ke kamar, setelah masuk ke kamar dan
meletakkan adek bayi mamaku heran melihat aku juga masuk ke kamar.
“sayang?
Ada apa?” tanya mamaku. Aku berusaha tidak memandang matanya karena grogi,
akhirnya aku memandang ke arah ranjang bayi.
“Gak
ada kok mah, Cuma mau liat adik aja. Sonya cantik yah ma, imut-imut” kataku
mengalihkan perhatian.
“Iya
donk, mamanya kan juga cantik, iyakan sayang?” kata mamaku bercanda menggodaku.
“Hehe,
iya mah, mama yang paling cantik di rumah ini” kataku membalas godaannya,
mamaku tertawa kecil, sungguh tertawa yang renyah dan menyenangkan
mendengarnya. Payudaranya sekali lagi ku liat naik turun karena tertawa, mamaku
menyadari bahwa aku sedang memperhatikan payudaranya lagi.
“Kamu
ini.. emang gak puas tadi liat susu mama?” katanya tenang namun masih dengan
senyum manis menghiasi wajahnya. Sebuah senyum yang membuat hatiku berdebar
apalagi mendengar kata-kata mamaku barusan.
“Eh…
aaa.. a..anuu” kataku gelagapan.
“Dasar,
mama tahu kok usia seperti kamu saat ini sedang panas-panasnya, tapi masa sama
mama kamu sendiri nafsu juga, nakal yah..” kata mamaku.
“Kalau
kamu horny banget, tuh nonton lagi sana bokepmu itu, mama tahu kok kamu sering
nonton bokep di kamarmu” Dugh!! Aku terkejut bukan main, ternyata mama
mengetahui aktifitasku yang satu itu.
“Dan
juga kalau onani di kamar mandi disiram dong sayang, masa dibiarkan gitu aja
belepotan di dinding sama di lantai, kamu kelupaan yah nyiramnya? mama deh yang
repot membersihkannya.. jorok tahu.” sambung mamaku lagi yang semakin membuat
aku terkejut. Aku sadar kalau kadang aku lupa membersihkan sperma yang
belepotan, aduh… malu bukan main ketahuan gini.
“eh..
eh.. iya ma.. sorry mah. Tapi gak apa-apa kan mah kalau Dio onani dan nonton
bokep?” tanyaku pada mama tapi dengan agak malu dan takut.
“iya-iya..
normal kok untuk laki-laki seusiamu, tapi jangan keseringan” kata mamaku
mengiayakan. Akhirnya sejak saat aku tidak perlu diam-diam lagi onani atau
nonton bokep, bahkan pintu kamarku ku buka saja.
–
“Sayang..
makan malam…” kata mamaku di depan pintu kamarku. Aku cukup terkejut karenanya
karena sedang asik nonton bokep sambil mengelus barangku.
“Ayoooo…
lagi ngapain? Nonton bokep yah?” tanya mamaku menggoda.
“Eh,
i-iya mah” jawabku gagap.
“ayo
makan dulu, nanti sambung lagi.. “ kata mamaku lagi. Aku segera berusaha
bangkit sambil mengeluarkan tanganku dari dalam celanaku.
“Emang
nonton apaan sayang? Bagus ceritanya?” goda mamaku sambil tertawa.
“Eh..
iya mah, tentang ibu dan anak mah, panas banget tadi mah, mereka gituan mulu
setiap hari mah di rumah, hehe”kataku terus terang pada mamaku walaupun agak
malu menceritakannya.
“Ckckc..
kamu suka cerita begituan? Ya udah ayo makan dulu” ajak mamaku lagi. Kamipun
makan malam berdua saja karena papa belum pulang dan adikku sudah tidur.
Setelah makan malam kami habiskan waktu menonton tv. Mama saat itu hanya
mengenakan baju tidur dengan kemeja dan celana panjang. Namun tonjolan
payudaranya yang besar tidak mampu disembunyikan dari balik kemejanya sehingga
membangkitkan nafsuku. Lagi-lagi mamaku mengetahui aku yang sedang
memperhatikan payudaranya.
“Ckckck,
kamu ini.. “ katanya namun membiarkan saja aku dan mataku yang asik melihat ke
arah dadanya.
“Napa
sayang? Mau liat lagi?” goda mamaku. Walaupun aku sudah sering melihatnya
apalagi semenjak diperbolehkan melihat terang-terangan namun aku tidak pernah
puas dan selalu ketagihan.
“Iya
mah, boleh? Hehe” jawabku semangat.
“Iya-iya..
sini deh, dasar anak mama satu ini nakal sama mamanya” kata mamaku. Mamaku
mulai membuka kancing bajunya, dimulai dari yang paling atas, lalu kancing
kedua.
“Cepetan
mah..” pintaku gak sabaran dengan dada yang semakin berdebar, mamaku hanya
tersenyum manis saja kepadaku. Baru kali ini mama membuka bajunya yang hanya
ada aku di depannya, biasanya harus ada adik bayi dahulu supaya aku dapat
melihatnya. Mamapun membuka kancingnya yang ketiga dan menyisakan kancing ke
empat yang masih melekat. Aku kini dapat melihat bra warna hitamnya yang tampak
kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus dengan urat-urat biru
disekitarnya. Mamaku mulai membuka branya yang mempunyai kait di depan supaya
mempermudahnya menyusui adikku. Akhirnya kedua payudara mama yang mengkal padat
berisi terpampang bebas di hadapan anak laki-laki sulungnya tanpa ada kepala
bayi lagi menghalangi, membuat penisku langsung tegang di balik celanaku.
“Ma,
kancing bajunya dibuka semua dong..” pintaku lagi.
“Iya-iya,
dasar kamu abg mesum” setuju mamaku. Akhirnya mama membuka seluruh kancing
kemejanya sehingga kini kemejanya menggantung di tubuhnya memperlihatkan
belahan payudara hingga pusarnya untuk bebas aku nikmati.
“Udah?
Puas? Dasar kamu.. terus mau ngapain lagi?” tanya mamaku menggoda sambil
tersenyum. Aku yang tidak tahan segera memasukkan tanganku ke dalam celanaku
dan mengelus-ngelus penisku, mamaku hanya tersenyum melihat tingkahku dan
membiarkanku menikmati pemandangan yang ada di depan mataku.
“Ma..
boleh Dio peluk mama?” pintaku kali ini.
“Ya
boleh dong.. masa anak sendiri gak boleh meluk mamanya…” jawab mamaku. Aku
senang sekali, aku segera mendekatinya dan merangkul tanganku memeluk tubuh
mamaku dari depan sehingga payudaranya yang padat tanpa halangan berhimpitan
dengan dadaku. Nikmat sekali rasanya merasakan himpitan payudara mamaku yang
menekan dadaku. Aku memeluknya sambil membelai punggung dan rambutnya begitu
juga mamaku. Cukup lama kami berpelukan seperti itu, hingga aku melepaskan
pelukanku. Mamaku tersenyum kepadaku sambil melepaskan pula pelukanku.
“Kenapa
sayang? Berdebar gitu dadanya? Hihi” tanya mamaku menggoda.
“hehe,
iya mah.. gimana gak berdebar mah, pemandangannya enak gini, terus susu mama
tadi nekan-nekan dada Dio lagi.” Jawabku cengengesan.
“Ma,
boleh gak Dio lepasin baju sama celana Dio juga?” Pintaku.
“mau
apa sih kamu emangnya? Iya deh, buka aja.. sekalian aja dengan celana dalammu,
bebasin aja tuh burungmu.. tegang gitu, nafsu ya?” jawab mamaku. Aku yang
senang mendangar jawaban mamaku segera berdiri dan membuka baju dan celanaku
menyisakan celana dalamku.
“Itu
kolornya mau mama yang bukain?” tawar mamaku.
“hehe,
boleh mah..” kataku sambil memajukan pinggulku ke arah mamaku. Dia segera
menyeipkan jari lentiknya di sela celana dalamku dan menariknya perlahan ke
bawah, memperlihatkan penisku yang telah mengacung tegak dihadapannya.
“wah..
udah tegang yah penisnya, gitu amat nafsunya ke ibu kandung kamu sendiri..”
ujarnya menggoda. Aku cengengesan sendiri.
“Mau
nyusu lagi gak seperti waktu kamu kecil dulu?” goda mamaku.
“Eh..
eh, mau mah..mau banget.. hehe” tentu saja aku mau, itu adalah sesuatu yang aku
impi-impikan .
“Ya
udah sini dekat-dekat ke mama” ajak mamaku. Aku mendekatinya dan duduk di
sampingnya sambil bertelanjang bulat sedangkan mamaku hanya mengenakan celana
panjang dengan kemeja yang terbuka didepannya, memperlihatkan kedua bukit
payudaranya yang montok berisi penuh susu. Aku dekatkan wajahku ke pucuk
payudaranya dan menempelkan bibirku ke putingnya. Aku mulai mengulum putingnya
dan mengenyotnya sehingga air susunya yang hangat mulai keluar dan masuk dengan
nikmat ke kerongkonganku.
“Dasar
kamu, udah gede masih nyusu ke mamanya. Tuh lihat burung kamu negang gitu” ujar
mamaku, aku hanya senyum-senyum saja mendengarnya sambil masih asik mengenyot
susu mama. Tiba-tiba terdengar suara pagar digeser, papaku pulang. Dengan
segera aku melepaskan kulumanku dan memungut pakaianku yang berserakan di
lantai dan berlari ke kamarku. Mamaku juga segera memakai bra nya dan memasang
kembali kemejanya. Sial… nanggung banget, gerutuku. Aku dapat mendengar
percakapan mereka samar0samar dari kamarku.
“Udah
pulang pa?”
“nggak, baru pergi.. ya iyalah
baru pulang” kata papaku tertawa diikuti mamaku. Tapi.. duh gawat, celana
dalamku tertinggal di sana!
No comments:
Post a Comment